Kronik Mumbai > #4

Hati Riya berpacu saat dia berjalan di lorong yang redup, tanpa menyadari bahaya yang mengintai di dalam bayangan.
Riya
(merasakan bahaya) Ada sesuatu yang tidak beres... Aku harus waspada.
(langkah kaki mendekat) Tiba-tiba, suara langkah kaki berat bergema di lorong.
Riya
(siap) Tunjukkan dirimu! Aku tidak akan membiarkanmu mengintimidasi aku.
Goon 1
(menacingly) Oh, lihat siapa itu! Riya yang tak kenal takut. Kamu akan mendapat kejutan, sayang.
Riya
(assertively) Aku tidak akan membiarkanmu atau skema jahat Mr. Kapoor menghancurkan rumah-rumah kita. Bersiaplah menghadapi konsekuensi dari tindakanmu.
(suara pertarungan) Riya bergerak cepat, meluncurkan serangkaian tendangan dan pukulan yang kuat pada para penjahat.
Goon 2
(grunt) Dia lebih tangguh dari yang terlihat. Jangan biarkan dia menang, anak-anak!
Riya
(determined) Aku akan berjuang sampai napasku terakhir untuk melindungi komunitasku dan mengungkap kebenaran!
(suara benturan) Pertarungan semakin intens saat pukulan-pukulan sengit Riya mengirim para penjahat terbang ke dalam tong sampah dan menabrak dinding yang dipenuhi grafiti.
Goon 1
(groaning) Kamu mungkin kuat, tapi kamu tidak bisa mengalahkan kita semua!
Riya
(panting) Lihat saja!
(suara logam) Riya melihat sebatang besi yang terbuang di dekatnya dan mengambilnya, mengayunkannya dengan presisi.
Goon 2
(yelling in pain) Dia memukulku! Kamu mati, gadis!
Riya
(unyielding) Tidak ada yang mengganggu komunitasku dan lolos begitu saja.
(sirene berbunyi) Suara sirene polisi semakin keras, menandakan kedatangan penegak hukum.
Goon 1
(panicking) Kita harus pergi dari sini!
Riya
(victorious) Sudah terlambat bagi kalian. Seluruh dunia akan melihat warna aslimu.
(teriakan dan keributan) Para penjahat melarikan diri, meninggalkan Riya yang terluka dan memar.
Vikram
(berlari mendekati Riya) Riya, apakah kamu baik-baik saja? Aku mendengar keributan itu.
Riya
(lemah) Aku akan baik-baik saja, Vikram. Bersama-sama, kita akan memastikan Mr. Kapoor membayar atas kejahatannya.
Meskipun merasakan sakit dan kelelahan, semangat Riya tetap teguh. Dia tahu pertarungan ini hanya permulaan saat dia terus berjuang untuk keadilan dan melindungi komunitasnya dari belenggu korupsi.